Cinta

Kita Tidak perlu memikirkan mengapa Kita mencintai seseorang. Karena cinta itu seharusnya dirasakan bukan dijelaskan

Ketulusan

Saat Kerja Kerasmu Tidak Dihargai, Anda Sedang Belajar Tentang Sebuah Ketulusan

Kebahagiaan

Bukanlah yang terjadi pada Anda yang penting dan menentukan apakah Anda bisa bahagia atau tidak, tetapi reaksi Anda terhadap kejadian itulah yang penting

Harapan

Jika Anda selalu melakukan yang terbaik, Anda tidak akan punya waktu untuk khawatir tentang kegagalan

Kehidupan

Aku Tersenyum Bukan Karena Hidupku Sempurna, Tetapi Karena Aku Menghargai Apa Yang Aku Punya Dan Yang Tuhan Berikan

Kamis, 08 Maret 2012

PINDANG IKAN

PINDANG IKAN

Bagi penggemar kuliner khas Sumatera Selatan, menu ini pasti tak asing lagi. Di daerah asalnya menu pindang ikan ini mempunyai rasa dan resep yang bervariasi, salah satunya Pindang Ikan Meranjat. Ciri khas pindang meranjat adalah kuahnya yang berwarna kecokelatan. Kebetulan pindang ikan meranjat ini yang menjadi favorit keluargaku. Dari beberapa resep pindang meranjat, aku berimprovisasi untuk mendapatkan resep yang kurasa paling pas dilidahku (kata yang sudah pernah mencicipi katanya sih enak seperti di restoran hehehe). Bagi yang ingin mencobanya silahkan yaa..

Bahan :
1 Kg Ikan Baung/Gabus/Patin (ikan sungai)
1 Ikat Daun kemangi
3 Batang Daun bawang, iris 1 cm
30 Bh Cabe rawit utuh buang tangkainya
1 Sdt Gula aren/merah, disisir
1 Sdm air asam jawa
10 siung bawang merah (dikeprok, jangan dihaluskan)
3 Batang serai, dikeprok
3 Cm lengkuas, dikeprok
5 Lbr Daun salam
Nanas dipotong sedang
Penyedap rasa secukupnya

Bumbu Halus :
5 Bh cabe merah
7 Siung Bawang putih
1 Sdt Garam
1/2 Sdt Terasi
1 Cm jahe
1 Cm kunyit

Pelengkap :
- Lalapan sayur (daun singkong, wortel, terong, pare direbus), timun dan selada
- Sambal buah (yaitu sambal terasi yang dicampur cincangan buah nanas atau mangga atau rampai/tomat kecil”)
- Tempoyak (durian yang difermentasi)

Cara membuat :
-          Ikan disiangi, dicuci, dipotong sedang
-          Didihkan 2 liter air
-          Masukkan bumbu halus, bawang merah, serai, lengkuas, daun salam, gula aren, air asam jawa
-          Dengan api sedang, biarkan mendidih sampai kuah menjadi 1,5 liter dan di cicip apabila kurang asin tambahkan garam dan penyedap rasa.
-          Masukkan ikan dan  nanas, biarkan kira-kira 10 menit
-          Matikan api, masukkan cabe rawit, potongan daun bawang dan kaun kemangi
-          Sajikan Panas

Catatan : Jika ikan tidak akan disantap semua, maka sisa ikan harus diangkat dari kuah dan disimpan dalam keadaan kering, sebab jika ikan dibiarkan lama terendam kuah maka ikan bisa hancur.

POP CORN CRUNCHY

 
 


Kamu hobi nonton film di cinema XXI ? Sebelum masuk, kamu pasti ga lupa membeli satu cup (klo sendirian), 2 cup (klo couple) atau beberapa cup (klo family) pop corn crunchy yang terdapat di counter snack cinema. Pop corn yang dijual di sana memang beda dengan yang lainnya, enak dan renyah, pantes aja klo harganya lumayan mahal. Aku termasuk penyuka pop corn nya, kadang-kadang cuma beli pop cornnya aja tapi g nonton (soalnya film” yg sdg diputar g ada yang sreg). Penasaran, aku coba browsing resepnya di internet, siapa tau bisa buat sendiri di rumah, kan lebih hemat tuuh. Original Recipes nya memang g ada, ya iya lah mahal tau beli franchise-nya, tapi asal rasanya mirip” gpp lah. Oya, seperti biasa, dari beberapa resep aku jg memodif- nya, disesuaikan dengan bahan-bahan yang lebih mudah didapat (syukur” bahan yang ada dirumah), ini dia ..

Bahan :
1 mangkok besar pop corn plain/tawar
(mbuatnya dari 3 genggam jagung pop corn + 1 sdm mentega)
1 Sdm Madu
100 gr Gula pasir
¼ sdt Soda kue
½ sdt garam

Cara membuat :
-          Gula pasir + madu + garam diaduk dalam pan di atas api kecil
-          Setelah gula larut menjadi karamel masukkan soda kue sampai berbusa
-          Masukkan pop corn, aduk rata
-          Letakkan pop corn dalam loyang, oven selama 30 menit, tiap 10 menit diaduk
-          Simpan dalam stoples, tutup rapat

GAJI TINGGI

GAJI TINGGI

Sebuah supermarket membuka lowongan pekerjaan untuk  seorang supervisor. Dalam wawancara, manajer personalia membaca curriculum vitae seorang pelamar dan ia tidak menemukan riwayat pengalaman kerja pada jenis pekerjaan yang sama sebagai calon supervisor. Namun sang pelamar dengan penuh percaya diri meminta gaji yang tinggi. Percakapan antara manajer dan pelamar :
Manajer        : Dalam daftar riwayat hidup, anda tidak memiliki pengalaman pada bidang pekerjaan yang kami tawarkan, namun anda berani meminta gaji yang tinggi. Apa alasan anda ?
Pelamar        : Sebenarnya itu hal yang logis pak, untuk suatu pekerjaan yang saya pikir memiliki tingkat kesulitan yang tinggi maka saya pun berani meminta kompensasi yang tinggi

Minggu, 04 Maret 2012

Makna Man Jadda Wa Jada dalam Film Negeri 5 Menara

Kisah inspiratif, penuh hikmah serta mampu memotivasi sangat bisa dirasakan dari film Negeri 5 Menara. Film dengan durasi lebih dari 3 jam ini, diangkat dari Novel Karya Ahmad Fuadi. Novel yang konon menjadi best seller di Toko Buku Gramedia ini telah mengalama 12 kali cetak dengan oplag sampai 200.000 eks. Sungguh fantastis untuk sebuah novel fiksi.

Dalam film ini digambarkan tentang tekad, kerja keras juga persaudaraan. Dimana jika kita bersungguh-sungguh dan bertekad besar dalam meraih impian kita, niscaya kita dapat meraihnya. Walaupun akan ada banyak tantangan dan hambatan di setiap langkah kita. 
 
Tak kalah Hebat Bill Liddle, profesor ilmu politik, Ohio State University, Columbus Ohio, AS, mengomentari Pada masa Orde Baru, jutaan anak santri bermimpi dan berjuang untuk menjadi orang modern yang mampu hidup di mana-mana.  Melalui kisah enam teman sekelas di sebuah pondok modern yang terinspirasi kisah nyata, Fuadi berhasil menciptakan kembali ciri-ciri khas budaya masa itu, terutama kepercayaannya bahwa kunci sukses pribadi adalah kesungguhan dan keikhlasan.  Juga sesuai zamannya, tokoh-tokoh Fuadi sama sekali tidak mempersoalkan absahnya pemerintahan Suharto atau keyakinan mereka sendiri sebagai orang yang beragama.  Novel ini perlu dibaca oleh setiap orang, baik Muslim maupun non-Muslim, yang ingin mengerti fondasi budaya kelas menengah zaman Reformasi.

Cerita Film ini bermula dari seseorang bernama Alif. Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia selalu bermimpi, bahwa dirinya bisa menguasai bahasa Arab dan Inggris, kemudian dia ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer kuping berantai, Alif berteman dekat dengan teman sekamarnya, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Kebiasaan berkumpul di bawah menara masjid, mereka berenam pun menamakan diri ‘Sahibul Menara’, alias Pemilik menara. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Keenam sahabat ini memiliki impian masing-masing dan bertekad meraihnya. Seperti Alif bertekad dapat mengunjungi Amerika, Baso yang bertekad menghafal 30 Juz Al Quran sebelum lulus.
Selain mengangkat pesan moral dalam film ini, sutradara Affandi A Rachman juga menampilkan keindahan panorama di kota Bukit Tinggi dan danau Maninjau, Sumatera Barat. Film yang sarat dengan inspirasi tentang tekad, kerja keras, dan persaudaraan ini didukung bintang-bintang muda berbakat seperti Billy Sandy, Ernest Samudra, Rizki Ramdani, Jiofani Lubis, Aris Putra, Eriska Rein.
Sayang, keenam bintang muda itu tampak kurang mendapat chemistry yang kuat. Beruntung, itu tertutupi dengan akting ciamik dari aktor dan artis senior yang tidak asing di industri hiburan. Seperti Andhika Pratama, Ikang Fawzi, David Chalik dan Mario Irwinsyah. 
Semoga, ke depan akan lahir lagi film-film dengan genre inspiratif yang tidak dibumbui dengan hal-hal mistis dan tidak masuk akal. Spirit perfilman Indonesia untuk pencerdasan bangsa.

Jumat, 02 Maret 2012

Resensi Novel Ketika Cinta Bertasbih 1, Sinopsis

Azzam adalah seorang pemuda sederhana yang memilih untuk menuntut ilmunya di Kampus Al Azhar, Cairo. Azzam dikenal sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Di kalangan teman-temannya pun Azzam menjadi panutan dan sosok yang bisa diandalkan.

Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia juga bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkankuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki. Meski terkadang ada rasa iri melihat teman-teman satu angkatannya yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Azzam lebih dikenal sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Al Azhar.

Azzam juga sering mendapatkan undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi, selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe, Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar.

Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi, prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam mampu menepis perasaannya.

Saat bekerja juga Azzam secara tidak sengaja bertemu dengan Anna Althafunnisa. Dialah perempuan yang memikat hatinya dan hendak ia lamar. Namun, status sosialnya membuat Azzam ditolak. Yang lebih mencengangkan Azzam adalah Anna justru menerima lamaran dair Furqan, sahabat Azzam sendiri yang memiliki status sosial lebih tinggi daripada Azzam.

Azzam akhirnya mampu melanjutkan kuliahnya setelah adiknya menyelesaikan pendidikan. Setelah dia lulus dari Al Azhar dengan nilai yang cukup memuaskan, akhirnya setelah 9 tahun terpisah dengan keluarganya tanpa pernah pulah, dia pun pulang dan kembali ke tengah-tengah keluarga tercintanya.

KELEBIHAN
  1. Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
  2. Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna.
  3. Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel.
  4. Sarat akan pengetahuan.
KEKURANGAN

Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilih kurang variatif.

KEBERMANFAATAN

Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. selain itu, novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.

Sumber : My Noble